Life Style and Fashion

LIFE STYLE

FASHION

Senin, 07 Maret 2016

Hippie adalah sebuah kultur yang muncul di Amerika Serikat sekitar tahun pertengahan 1960an dan menyebar ke negara lain di seluruh dunia. Etimologi dari ‘hippie’ istilah adalah dari hipster, dan pada awalnya digunakan untuk menggambarkan beatniks yang pindah ke Haight-Ashbury distrik San Fransisco. Kedua kata-kata “hip” dan “hep” berasal dari budaya Amerika, Afrika dan menunjukkan “kesadaran.” The hippies awal mewarisi nilai-nilai countercultural dari Beat Generation, menciptakan komunitas mereka sendiri, mendengarkan psychedelic rock, memeluk revolusi seksual , dan beberapa obat yang digunakan seperti jamur, ganja, LSD dan sihir untuk mengeksplorasi keadaan kesadaran yang dapat memberikan mereka efek terbang sehingga merangsang imajinasi. Dalam sebuah imajinasi seseorang yang sedang dalam pengaruh tersebut biasanya terlihat hal-hal abstrak penuh warna-warni dan memberikan efek euphoria.



 Hippie mode dan nilai-nilai memiliki pengaruh besar pada budaya, mempengaruhi musik populer, televisi, film, sastra, dan seni. Sejak tahun 1960, banyak aspek budaya hippie telah berasimilasi dengan masyarakat arus utama. Keragaman agama dan budaya yang didukung oleh kaum hippies telah memperoleh penerimaan, dan filsafat Timur dan konsep spiritual telah mencapai audiens yang lebih besar. Warisan hippie dapat diamati dalam budaya kontemporer dalam berbagai bentuk, termasuk makanan kesehatan, festival musik, kebiasaan seksual kontemporer, dan bahkan revolusi dunia maya.


 Tie-dye merupakan salah satu bentuk seni tekstil warisan kaum Hippies alias Flower Generation, yang tumbuh di era ’60-an. Motif itu biasanya diaplikasikan kepada kaosmereka biar lebih warna-warni dan mendapatkan motif yang lebih trippy.


Maklumlah jaman itu lagi gila-gilanya psikotropika yang efeknya emang trippy.Flower Generation untuk merepresentasikan “fight with flower” (lawanlah dengan bunga) yang melambangkan kelembutan, dan tidak dengan kekerasan. “Flower” (bunga) memang melambangkan sesuatu yang lembut. Hal itu sangat pas dengankeadaan pada zaman itu, dimana pemerintah Amerika sendiri mulai kehilangankepercayaan dari rakyat, terutama kaum muda, lalu melakukan berbagai perlawanan.Pada masa itu, mereka memberontak dengan gayanya sendiri, cenderung bebas danterkesan “liar”.

Festival Woodstock (Woodstock Music and Art Fair) adalah konser musik yang diadakan di tanah peternakan Max Yasgur yang luasnya 240 hektare di Bethel, New York dari 15 Agustus hingga 18 Agustus 1969. Bethel (Sullivan County) terletak 69 km barat daya desa Woodstock, New York yang berbatasan dengan Ulster County. Satu nama yang paling kentara dari Woodstock adalah Max Yasgur, seorang petani Yahudi yang kemudian menjadi terkenal karena tanah pertaniannya yang luas itu dipakai untuk arena konser.
Sejumlah 32 musisi terkenal waktu itu tampil dalam konser yang berlangsung pada akhir pekan di tengah cuaca yang kadang-kadang turun hujan. Festival tahun 1969 secara luas dianggap sebagai salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah musik pop, dan masuk ke dalam "Daftar 50 Peristiwa yang Mengubah Sejarah Rock and Roll" versi majalah Rolling Stone.



Jalannya festival ini direkam dalam film dokumenter berjudul Woodstock produksi tahun 1971. Selain itu, rekaman konser dirilis dalam bentuk album musik film, Woodstock: Music from the Original Soundtrack and More. Joni Mitchell juga menulis lagu "Woodstock" untuk memperingati Festival Woodstock. Lagu ini menjadi hit setelah dinyanyikan kembali oleh Crosby, Stills, Nash & Young.


Woodstock sendiri diadakan sebagai sebuah bentuk pelampiasan generasi muda AS yang saat itu membutuhkan begitu banyak kebebasan. Selain itu, Woodstock dijadikan sebagai media untuk mengkritik pemerintah AS. Tahun 1959 perang Vietnam begitu sensitif di AS, sama seperti perang Afghanistan sekarang.

ini ada sedikit kutipan video cerita perjalanan woodstock 1969 yang sangat bersejarah bagi penikmat musik! 




Rabu, 02 Maret 2016

Street wear adalah gaya khas fashion jalanan. Berakar dari budaya surfing dan skate di West Coast di akhir era 1970an atau awal 1980an, dan telah berkembang mencakup unsur-unsur hip hop, street fashion Jepang, dan budaya haute modern
Seperti kebanyakan pergerakan budaya, streetwear ialah budaya yang sangat sulit untuk dikenali. Sementara, gaya yang ditunjukan secara konstan dari street wear ialah jenis pakaian yang umumnya berpusat pada " pakaian casual, celana seperti jeans, t-shirt, topi bisbol, dan sepatu kets..

Shawn Stussy
Desainer papan selancar Shawn Stussy mulai menjual printed T-shirt yang menampilkan signature merk yang biasa ia pasang di papan selancarnya. Awalnya ia menjual barang-barang di mobil sendiri, Stussy kemudian memperluas penjualan lewat butik-butik hingga popularitasnya meningkat tajam.
Stussy lalu pindah ke penjualan eksklusif sehingga menguatkan definisi dasar untuk streetwear: yakni "multi-faceted, subculturally diverse , gaya hidup Southern California berbasis merek t-shirt limited high-end. Itulah dua komponen yang paling integral dari apa yang membuat budaya streetwear.

Streetwear awalnya terinspirasi dari estetika punk, dan kemudian budaya hip hop. Lifestyle olahraga dan fashion  melekat dengan streetwear di awal 1980-an, diawali dengan Adidas dan Kangol yang memunculkan iklan beradegan hip-hop.
Endorsement Nike untuk pemain basket yang sedang naik daun saat itu, Michael Jordan, menjadi titik persaingan dengan Adidas di tahun 1984, Nike kemudian mendominasi pasar urban-streetwear di akhir 80-an dan awal 90-an. Merek pakaian lain seperti Champion, Carhartt dan Timberland sangat erat dengan scene streetwear, terutama di pantai timur dengan pelaku hip hop seperti Wu-Tang Clan dan Gang Starr.

Pertengahan hingga akhir 90-an melihat American sport francise memberi dampak besar untuk scene streetwear, seperti topi dan jaket Los Angeles Raiders dan Chicago Bulls yang menjadi signature dari pergerakan ini.

Dengan munculnya budaya "bling", pergantian abad itu ditandai dengan peningkatan produksi iklan dan film dari merk-merk mapan seperti Burberry, Gucci dan Fendi. Sepatu yang paling populer dari era ini tidak dapat diragukan lagi yakni Nike Air Force One, yang diabadikan dalam lagu oleh Nelly.

Artis artis lain yang turut serta dalam pergerakan streetwear ini diantaranya  Russell Simmons dari Def Jam, Sean Combs Bad Boy dan Sean John, dan Jay-Z dan Damon Dash dari Roc-a-Fella, juga bintang rap 50 Cent beberapa tahun kemudian meluncurkan label pakaian G-Unit yang kental dengan nuansa streetwear.

Banyak juga penggemar pakaian streetwear berpendapat bahwa gerakan ini muncul pada akhir abad ke-20 sebagai reaksi terhadap produksi massal mode ala mall. Streetwear juga menawarkan kesempatan untuk mengekspresikan kepribadian mereka dengan tambahan yang unik. Dengan membuat penampilan mereka sendiri, penggemar streetwear merasa mereka telah mendirikan sebuah alternatif untuk mode "mall". Hal ini kemudian membuat banyak merk memproduksi secara masal streetwear yang berbeda pada awal abad ke-21

Seiring perkembangan streetwear, sulit untuk membuat katalog berisi pakaian-pakaian yang termasuk kedalam kategori streetwear. Bagaimanapun juga, gaya streetwear tetaplah gaya streetwear. Penggemar sangat tahu item apa saja yang cocok untuk dirinya.

Biasanya, streetwear fashion dianggap sebagai gerakan orang-orang yang tidak memiliki aturan ketat dan selalu berubah.

Nah gimana looks friend? tertarik dengan streetwear fashion? 
Retro dan Vintage style adalah model fashion yang ngak habis dimakan waktu. Walau sama-sama mengacu pada fashion jaman dulu, ternyata ada bedanya lho bahkan ada beberapa hal yang membedakan vintage dan retro yang perlu kalian tahu ya.

Retro style mengacu pada gaya berpakaian di era 70 sampai 90an dengan warna yang lebih cerah dan aksesoris yang berani. Kesan yang didapat dari gaya retro buat orang yang memakainya jadi lebih bebas, gemerlap, dan ceria. Salah satu busana gaya retro yaitu celana cutbray yang dipakai Elvis Presley.




Sementara Vintage style bakal lebih kalem dan lembut dengan acuan jaman tahun 20 sampai 60an. Model vintage juga lebih terkenal dengan potongan A-Line dengan corak dan warna-warna yang lebih kalem serta kebanyakan memiliki style rambut Bob.




Gimana nih looksfriend? Udah paham kana pa bedanya retro dan vintage? Sepintas terlihat sama ya padahal beda kan.  Gimana nih dengan kalian cenderung suka retro apa vintage?
Mode atau fesyen (Inggrisfashion) adalah gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya. Secara umum, fesyen termasuk masakan, bahasa, seni, dan arsitektur.

Dikarenakan fesyen belum terdaftar dalam bahasa Indonesia, maka mode adalah kata untuk bahasa resminya. Secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mode merupakan bentuk nomina yang bermakna ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu (tata pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dan sebagainya). Ada pepatah lama seperti You are what you wear, Mode yang dikenakan oleh seseorang mampu mecerminkan siapa si pengguna tersebut.

Tren fashion selalu berubah dari tahun ke tahun. Jika kita mengintip puluhan tahun yang lalu, ada beberapa tren fashion yang terulang. Hal ini wajar karena fashion sendiri merupakan sesuatu yang fleksibel. Masyarakat modern kita menciptakan semacam fashion branding. Tren fashion jelas mempengaruhi gaya hidup untuk beberapa orang. Perkembangan fashion di Indonesia tidak dapat terlepas dari perkembangan fashion dunia.

1920-an : Flapper Era
Tahun 1920 merupakan masa awal kebangkitan fashion dunia. Pada masa ini, saat akhir perang dunia pertama Amerika pun mulai memasuki era kemakmuran yang juga mempengaruhi gaya fashion mereka, dan berhasil menjadi salah satu pusat mode dunia. Music Jazz dan tarian glamor juga mulai berkembang di era 1920-an, akibatnya gaya busana di masa ini identik dengan kesan glamor. Flapper ini juga cenderung menyukai penggunaan make up berlebihan, dan terkesan menyukai kehidupan yang bebas dengan minum alkohol dan merokok.


1930-an : Feminim Era
Di era ini menjadi masa dimana ekonomi Amerika mulai mengalami penurunan akibat kecelakaan pasar saham Wall street pada tahun 1929, yang kemudian membuat gaya berbusana pun mengalami perubahan menjadi lebih casual dan tidak lagi glamor seperti pada masa 1920-an. Baju yang lebih longgar, tertutup dan terbuat dari bahan kain tebal lebih menjadi pilihan pada masa ini. Namun gaya baju yang tertutup justru memberikan kesan feminim pada kaum perempuan yang menggunakannya.

 1940-an : Manly Style Era
Adanya perang dunia kedua menyebabkan semakin menurunnya gaya fashion dunia. Selama masa ini, bahan pembuatan sangat terbatas dan banyak juga pabrik-pabrik baju yang dialih-fungsikan sebagai tempat pembuatan senjata. Hal inilah yang kemudian memaksa kaum perempuan untuk mengenakan pakaian kaum pria, seperti blazer dengan bantalan busa pada bagian bahu yang dipadukan dengan rok selutut atau berada sedikit di bawah lutut. Nuansa warna baju yang mereka gunakan juga cenderung monoton, lebih banyak menggunakan warna-warna netral seperti hitam, coklat dan biru tua.


1950-an : Housewife Style Era
Setelah perang dunia kedua selesai, teknologi tekstil buatan mulai berkembang. Baju-baju dibuat dengan kain nilon, orlon dan dracon. Teknologi tekstil buatan mulai berkembang dengan gaya fashion lebih merujuk pada kesan yang lebih segar namun tidak tidak terlalu glamor. Trend fashion masa ini juga banyak dipengaruhi oleh artis Audrey Hepburn dengan gaya khasnya yang sering menggunakan gaun panjang serta perpaduan antara atasan yang dilengkapi mutiara dengan rok yang mengembang pada bagian bawah atau sering disebut dengan Rok Poodle. Bisa dibilang Rok Poodle menjadi simbol dekade ini yang dipopulerkan oleh anak muda pada masa itu.
Saat akhir 50-an, gaya busana berkembang lebih urban namun tetap modis. Dipengaruhi oleh Elvis Merylin Monroe, gaya urban dan pop culture cenderung lebih ringan dan sedikit terbuka, yang disebut dengan gaya busana pin up.


1960-an : Hippie Era
Hippie lebih dikenal sebagai sebuah kultur yang muncul di Amerika Serikat sekitar tahun pertengahan 1960an. Mereka biasa mendengarkan musik psychedelic rock. Kaum Hippie selalu identik dengan pakaian berwarna, bermotif ramai dan longgar yang menunjukkan kedekatan mereka dengan alam. Penggunaan syal atau scarf sebagai pengikat kepala juga menjadi ciri khas lain dari pecinta gaya Hippie.


1970-an : Disco & Punk Era
Tahun 70-an bisa disebut sebagai eranya musik disco yang diiringi pula dengan berkembangnya budaya disco. Gaya berbusana pada masa ini ditunjukkan dengan penggunaan celana yang gombrong di bagian bawah. Celana komprang dan rambut ditarik ke belakang menjadi sangat tren di masa ini.
Tahun 1970an akhir juga diramaikan dengan gaya berbusana Punk identik dengan rambut spaik tajam, baju hitam dengan ornamen metal tajam dan make-up yang mencolok. Gaya berbusana Punk  berasal dari Inggris yang kemudian menyebar di Amerika Serikat dan dunia. Awal mula budaya Punk berasal dari Inggris dan diramaikan dengan munculnya grup band beraliran Punk bernama Sex Pistols dengan lagunya yang populer pada saat itu yaitu “God Save The Queen” dan sampai saat ini band tersebut menjadi salah satu panutan budaya punk dari segi berbusana maupun musiknya.


1980-an : Yuppie Era
Perkembangan teknologi pada masa ini juga menyebabkan perubahan lifestyle. Tren busana pun lebih mengarah ke gaya pekerja kantoran yaitu Yuppie Style, yang merupakan singkatan dari “Young Urban Professional” atau “Young Upwardly – Mobile Proffesional”. Gaya berbusana Yuppie dikenal dengan pakaian-pakaian kantoran yang  rapi dengan aksen minimalist.

Selain itu, tahun 1980-an juga ditandai dengan berkembangnya teknologi portable seperti radio. Nah teknologi radio kemudian memunculkan yang namanya musik jalanan yaitu musik yang diperdengarkan di tempat umum seperti jalan raya dan taman bermain. Musik bergaya jalanan dengan baju kedodoran dan nuansa outdoor bernama musik rap mulai digandrungi pada masa ini.
Bersamaan dengan itu, gaya berbusana outdoor semacam outfit fitness dan olah raga menjadi popular.


1990-an : Mix Up Era
Trend fashion tahun 1960-an dan 1970-an kembali berkembang pada era ini. Jaket denim, outfit fitness, pakaian baseball, sweater yang dipadukan dengan sneakers kembali menjadi trend dimasa ini. Selain itu, celana jeans dan pakaian yang longgar pun kembali menjadi simbol dalam berbusana diera 90-an. Olahraga skateboard dan surfing juga menjadi sangat populer di era tersebut.


2000-an : Indie Era
Kata Indie sendiri berasal dari kata Independen yang berarti mandiri. Hal ini mencerminkan mengenai cara kaum Indie yang cenderung mandiri dalam memilih pakaian dan tidak mudah terpengaruh dengan mode fashion pada umumnya.
Trend fashion Indie lebih cenderung pada perpaduan segala jenis baju yang memberi kesan modern pada pemakainya. Perpaduan antara celana pendek, kaos v-neck, sweater longgar atau jaket kulit dengan sepatu canvas yang berwarna menjadi salah satu ciri khas kaum Indie. Bisa dibilang, mereka suka untuk memadukan antara beberapa gaya, seperti retro, vintage dan modern.

2010-an : Hipster Era
Nggak banyak berbeda dengan budaya sebelumnya, budaya berpakaian di era Hipster ini masih menekankan pada kemandirian dalam berbusana dan anti konservatif. Atribut fashion seperti skinny jeans, kacamata  besar, kaos longgar, sepatu boot tinggi, penutup kepala, jaket dan tas vintage menjadi atribut wajib bagi para kaum hipster. Selain itu, penggunaan laptop, gadget dan smartphone, serta gaya hidup yang cenderung mewah juga menjadi ciri khas lain dari mereka.


2015-an : Back old Era
Di era ini tren fashion era 1950 - an menjadi tren lagi. Seperti banyaknya model busman dress motif, perpaduan atasan dengan rok poodle berbagai macam aksesoris serta nuansa gaya urban dan pop culture yang terlihat seakan kembali ke era “jadul”.

Nah gimana looks, trends fashion di era mana yang kamu sukai?


Popular Posts

Mengenai Saya

Foto saya
Photograph amateur | Food hunter | Music addict | Traveler. 人生の小さいことを楽しもう。
Diberdayakan oleh Blogger.