Life Style and Fashion

Rabu, 02 Maret 2016

Mode atau fesyen (Inggrisfashion) adalah gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya. Secara umum, fesyen termasuk masakan, bahasa, seni, dan arsitektur.

Dikarenakan fesyen belum terdaftar dalam bahasa Indonesia, maka mode adalah kata untuk bahasa resminya. Secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mode merupakan bentuk nomina yang bermakna ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu (tata pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dan sebagainya). Ada pepatah lama seperti You are what you wear, Mode yang dikenakan oleh seseorang mampu mecerminkan siapa si pengguna tersebut.

Tren fashion selalu berubah dari tahun ke tahun. Jika kita mengintip puluhan tahun yang lalu, ada beberapa tren fashion yang terulang. Hal ini wajar karena fashion sendiri merupakan sesuatu yang fleksibel. Masyarakat modern kita menciptakan semacam fashion branding. Tren fashion jelas mempengaruhi gaya hidup untuk beberapa orang. Perkembangan fashion di Indonesia tidak dapat terlepas dari perkembangan fashion dunia.

1920-an : Flapper Era
Tahun 1920 merupakan masa awal kebangkitan fashion dunia. Pada masa ini, saat akhir perang dunia pertama Amerika pun mulai memasuki era kemakmuran yang juga mempengaruhi gaya fashion mereka, dan berhasil menjadi salah satu pusat mode dunia. Music Jazz dan tarian glamor juga mulai berkembang di era 1920-an, akibatnya gaya busana di masa ini identik dengan kesan glamor. Flapper ini juga cenderung menyukai penggunaan make up berlebihan, dan terkesan menyukai kehidupan yang bebas dengan minum alkohol dan merokok.


1930-an : Feminim Era
Di era ini menjadi masa dimana ekonomi Amerika mulai mengalami penurunan akibat kecelakaan pasar saham Wall street pada tahun 1929, yang kemudian membuat gaya berbusana pun mengalami perubahan menjadi lebih casual dan tidak lagi glamor seperti pada masa 1920-an. Baju yang lebih longgar, tertutup dan terbuat dari bahan kain tebal lebih menjadi pilihan pada masa ini. Namun gaya baju yang tertutup justru memberikan kesan feminim pada kaum perempuan yang menggunakannya.

 1940-an : Manly Style Era
Adanya perang dunia kedua menyebabkan semakin menurunnya gaya fashion dunia. Selama masa ini, bahan pembuatan sangat terbatas dan banyak juga pabrik-pabrik baju yang dialih-fungsikan sebagai tempat pembuatan senjata. Hal inilah yang kemudian memaksa kaum perempuan untuk mengenakan pakaian kaum pria, seperti blazer dengan bantalan busa pada bagian bahu yang dipadukan dengan rok selutut atau berada sedikit di bawah lutut. Nuansa warna baju yang mereka gunakan juga cenderung monoton, lebih banyak menggunakan warna-warna netral seperti hitam, coklat dan biru tua.


1950-an : Housewife Style Era
Setelah perang dunia kedua selesai, teknologi tekstil buatan mulai berkembang. Baju-baju dibuat dengan kain nilon, orlon dan dracon. Teknologi tekstil buatan mulai berkembang dengan gaya fashion lebih merujuk pada kesan yang lebih segar namun tidak tidak terlalu glamor. Trend fashion masa ini juga banyak dipengaruhi oleh artis Audrey Hepburn dengan gaya khasnya yang sering menggunakan gaun panjang serta perpaduan antara atasan yang dilengkapi mutiara dengan rok yang mengembang pada bagian bawah atau sering disebut dengan Rok Poodle. Bisa dibilang Rok Poodle menjadi simbol dekade ini yang dipopulerkan oleh anak muda pada masa itu.
Saat akhir 50-an, gaya busana berkembang lebih urban namun tetap modis. Dipengaruhi oleh Elvis Merylin Monroe, gaya urban dan pop culture cenderung lebih ringan dan sedikit terbuka, yang disebut dengan gaya busana pin up.


1960-an : Hippie Era
Hippie lebih dikenal sebagai sebuah kultur yang muncul di Amerika Serikat sekitar tahun pertengahan 1960an. Mereka biasa mendengarkan musik psychedelic rock. Kaum Hippie selalu identik dengan pakaian berwarna, bermotif ramai dan longgar yang menunjukkan kedekatan mereka dengan alam. Penggunaan syal atau scarf sebagai pengikat kepala juga menjadi ciri khas lain dari pecinta gaya Hippie.


1970-an : Disco & Punk Era
Tahun 70-an bisa disebut sebagai eranya musik disco yang diiringi pula dengan berkembangnya budaya disco. Gaya berbusana pada masa ini ditunjukkan dengan penggunaan celana yang gombrong di bagian bawah. Celana komprang dan rambut ditarik ke belakang menjadi sangat tren di masa ini.
Tahun 1970an akhir juga diramaikan dengan gaya berbusana Punk identik dengan rambut spaik tajam, baju hitam dengan ornamen metal tajam dan make-up yang mencolok. Gaya berbusana Punk  berasal dari Inggris yang kemudian menyebar di Amerika Serikat dan dunia. Awal mula budaya Punk berasal dari Inggris dan diramaikan dengan munculnya grup band beraliran Punk bernama Sex Pistols dengan lagunya yang populer pada saat itu yaitu “God Save The Queen” dan sampai saat ini band tersebut menjadi salah satu panutan budaya punk dari segi berbusana maupun musiknya.


1980-an : Yuppie Era
Perkembangan teknologi pada masa ini juga menyebabkan perubahan lifestyle. Tren busana pun lebih mengarah ke gaya pekerja kantoran yaitu Yuppie Style, yang merupakan singkatan dari “Young Urban Professional” atau “Young Upwardly – Mobile Proffesional”. Gaya berbusana Yuppie dikenal dengan pakaian-pakaian kantoran yang  rapi dengan aksen minimalist.

Selain itu, tahun 1980-an juga ditandai dengan berkembangnya teknologi portable seperti radio. Nah teknologi radio kemudian memunculkan yang namanya musik jalanan yaitu musik yang diperdengarkan di tempat umum seperti jalan raya dan taman bermain. Musik bergaya jalanan dengan baju kedodoran dan nuansa outdoor bernama musik rap mulai digandrungi pada masa ini.
Bersamaan dengan itu, gaya berbusana outdoor semacam outfit fitness dan olah raga menjadi popular.


1990-an : Mix Up Era
Trend fashion tahun 1960-an dan 1970-an kembali berkembang pada era ini. Jaket denim, outfit fitness, pakaian baseball, sweater yang dipadukan dengan sneakers kembali menjadi trend dimasa ini. Selain itu, celana jeans dan pakaian yang longgar pun kembali menjadi simbol dalam berbusana diera 90-an. Olahraga skateboard dan surfing juga menjadi sangat populer di era tersebut.


2000-an : Indie Era
Kata Indie sendiri berasal dari kata Independen yang berarti mandiri. Hal ini mencerminkan mengenai cara kaum Indie yang cenderung mandiri dalam memilih pakaian dan tidak mudah terpengaruh dengan mode fashion pada umumnya.
Trend fashion Indie lebih cenderung pada perpaduan segala jenis baju yang memberi kesan modern pada pemakainya. Perpaduan antara celana pendek, kaos v-neck, sweater longgar atau jaket kulit dengan sepatu canvas yang berwarna menjadi salah satu ciri khas kaum Indie. Bisa dibilang, mereka suka untuk memadukan antara beberapa gaya, seperti retro, vintage dan modern.

2010-an : Hipster Era
Nggak banyak berbeda dengan budaya sebelumnya, budaya berpakaian di era Hipster ini masih menekankan pada kemandirian dalam berbusana dan anti konservatif. Atribut fashion seperti skinny jeans, kacamata  besar, kaos longgar, sepatu boot tinggi, penutup kepala, jaket dan tas vintage menjadi atribut wajib bagi para kaum hipster. Selain itu, penggunaan laptop, gadget dan smartphone, serta gaya hidup yang cenderung mewah juga menjadi ciri khas lain dari mereka.


2015-an : Back old Era
Di era ini tren fashion era 1950 - an menjadi tren lagi. Seperti banyaknya model busman dress motif, perpaduan atasan dengan rok poodle berbagai macam aksesoris serta nuansa gaya urban dan pop culture yang terlihat seakan kembali ke era “jadul”.

Nah gimana looks, trends fashion di era mana yang kamu sukai?


4 komentar:

Popular Posts

Mengenai Saya

Foto saya
Photograph amateur | Food hunter | Music addict | Traveler. 人生の小さいことを楽しもう。
Diberdayakan oleh Blogger.