Mode atau fesyen (Inggris: fashion)
adalah gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya. Secara umum, fesyen
termasuk masakan, bahasa, seni, dan arsitektur.
Dikarenakan fesyen belum terdaftar dalam bahasa Indonesia, maka mode
adalah kata untuk bahasa resminya. Secara etimologi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, mode merupakan bentuk nomina yang bermakna
ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu (tata pakaian,
potongan rambut, corak hiasan, dan sebagainya). Ada pepatah lama seperti “You are what you wear”, Mode
yang dikenakan oleh seseorang mampu mecerminkan siapa si
pengguna tersebut.
Tren fashion selalu berubah dari tahun ke tahun. Jika kita mengintip
puluhan tahun yang lalu, ada beberapa tren fashion yang terulang. Hal ini wajar
karena fashion sendiri merupakan sesuatu yang fleksibel. Masyarakat modern kita
menciptakan semacam fashion branding. Tren fashion
jelas mempengaruhi gaya hidup untuk beberapa orang. Perkembangan fashion di
Indonesia tidak dapat terlepas dari perkembangan fashion dunia.
1920-an : Flapper Era
Tahun 1920 merupakan masa awal kebangkitan fashion dunia. Pada masa ini,
saat akhir perang dunia pertama Amerika pun mulai memasuki era kemakmuran yang
juga mempengaruhi gaya fashion mereka, dan berhasil menjadi salah satu pusat
mode dunia. Music Jazz dan tarian glamor juga mulai berkembang di era 1920-an,
akibatnya gaya busana di masa ini identik dengan kesan glamor. Flapper ini juga
cenderung menyukai penggunaan make up berlebihan, dan terkesan menyukai
kehidupan yang bebas dengan minum alkohol dan merokok.
1930-an : Feminim Era
Di era ini menjadi masa dimana ekonomi Amerika mulai mengalami penurunan
akibat kecelakaan pasar saham Wall street pada tahun 1929, yang kemudian
membuat gaya berbusana pun mengalami perubahan menjadi lebih casual dan tidak
lagi glamor seperti pada masa 1920-an. Baju yang lebih longgar, tertutup dan
terbuat dari bahan kain tebal lebih menjadi pilihan pada masa ini. Namun gaya
baju yang tertutup justru memberikan kesan feminim pada kaum perempuan yang
menggunakannya.
Adanya perang dunia kedua menyebabkan semakin menurunnya gaya fashion
dunia. Selama masa ini, bahan pembuatan sangat terbatas dan banyak juga
pabrik-pabrik baju yang dialih-fungsikan sebagai tempat pembuatan senjata. Hal
inilah yang kemudian memaksa kaum perempuan untuk mengenakan pakaian kaum pria,
seperti blazer dengan bantalan busa pada bagian bahu yang dipadukan dengan rok
selutut atau berada sedikit di bawah lutut. Nuansa warna baju yang mereka
gunakan juga cenderung monoton, lebih banyak menggunakan warna-warna netral
seperti hitam, coklat dan biru tua.
1950-an : Housewife Style Era
Setelah perang dunia kedua selesai, teknologi tekstil buatan mulai
berkembang. Baju-baju dibuat dengan kain nilon, orlon dan dracon. Teknologi
tekstil buatan mulai berkembang dengan gaya fashion lebih merujuk pada kesan
yang lebih segar namun tidak tidak terlalu glamor. Trend fashion masa ini juga
banyak dipengaruhi oleh artis Audrey Hepburn dengan gaya khasnya yang sering
menggunakan gaun panjang serta perpaduan antara atasan yang dilengkapi mutiara
dengan rok yang mengembang pada bagian bawah atau sering disebut dengan Rok
Poodle. Bisa dibilang Rok Poodle menjadi simbol dekade ini yang dipopulerkan
oleh anak muda pada masa itu.
Saat akhir 50-an, gaya busana berkembang lebih urban namun tetap modis. Dipengaruhi
oleh Elvis Merylin Monroe, gaya urban dan pop culture cenderung lebih ringan
dan sedikit terbuka, yang disebut dengan gaya busana pin up.
1960-an : Hippie Era
Hippie lebih dikenal sebagai sebuah kultur yang muncul di Amerika Serikat sekitar tahun pertengahan 1960an. Mereka biasa mendengarkan musik psychedelic rock. Kaum Hippie
selalu identik dengan pakaian berwarna, bermotif ramai dan longgar yang
menunjukkan kedekatan mereka dengan alam. Penggunaan syal atau scarf sebagai pengikat kepala juga menjadi
ciri khas lain dari pecinta gaya Hippie.
1970-an : Disco & Punk Era
Tahun 70-an bisa disebut sebagai eranya musik disco yang diiringi pula
dengan berkembangnya budaya disco. Gaya berbusana pada masa ini
ditunjukkan dengan penggunaan celana yang gombrong di bagian bawah. Celana
komprang dan rambut ditarik ke belakang menjadi sangat tren di masa ini.
Tahun 1970an akhir juga diramaikan dengan gaya berbusana Punk identik
dengan rambut spaik tajam, baju hitam dengan ornamen metal tajam dan make-up
yang mencolok. Gaya berbusana Punk berasal dari Inggris yang kemudian
menyebar di Amerika Serikat dan dunia. Awal mula budaya Punk berasal dari Inggris
dan diramaikan dengan munculnya grup band beraliran Punk bernama Sex Pistols
dengan lagunya yang populer pada saat itu yaitu “God Save The Queen” dan sampai
saat ini band tersebut menjadi salah satu panutan budaya punk dari segi
berbusana maupun musiknya.
1980-an : Yuppie Era
Perkembangan teknologi pada masa ini juga menyebabkan perubahan
lifestyle. Tren busana pun lebih mengarah ke gaya pekerja kantoran yaitu Yuppie
Style, yang merupakan singkatan dari “Young Urban Professional” atau “Young
Upwardly – Mobile Proffesional”. Gaya berbusana Yuppie dikenal dengan
pakaian-pakaian kantoran yang rapi dengan aksen minimalist.
Selain itu, tahun 1980-an juga ditandai dengan berkembangnya teknologi
portable seperti radio. Nah teknologi radio kemudian memunculkan yang namanya
musik jalanan yaitu musik yang diperdengarkan di tempat umum seperti jalan raya
dan taman bermain. Musik bergaya jalanan dengan baju kedodoran dan nuansa
outdoor bernama musik rap mulai digandrungi pada masa ini.
Bersamaan dengan itu, gaya berbusana outdoor semacam outfit fitness dan
olah raga menjadi popular.
1990-an : Mix Up Era
Trend fashion tahun 1960-an dan 1970-an kembali berkembang pada era ini.
Jaket denim, outfit fitness, pakaian baseball, sweater yang dipadukan dengan
sneakers kembali menjadi trend dimasa ini. Selain itu, celana jeans dan pakaian
yang longgar pun kembali menjadi simbol dalam berbusana diera 90-an. Olahraga skateboard dan surfing juga menjadi sangat populer di era tersebut.
2000-an : Indie Era
Kata Indie sendiri berasal dari kata Independen yang berarti mandiri.
Hal ini mencerminkan mengenai cara kaum Indie yang cenderung mandiri dalam
memilih pakaian dan tidak mudah terpengaruh dengan mode fashion pada umumnya.
Trend fashion Indie lebih cenderung pada perpaduan segala jenis baju
yang memberi kesan modern pada pemakainya. Perpaduan antara celana pendek, kaos
v-neck, sweater longgar atau jaket kulit dengan sepatu canvas yang berwarna
menjadi salah satu ciri khas kaum Indie. Bisa dibilang, mereka suka untuk
memadukan antara beberapa gaya, seperti retro, vintage dan modern.
2010-an : Hipster Era
Nggak banyak berbeda dengan budaya sebelumnya, budaya berpakaian di era
Hipster ini masih menekankan pada kemandirian dalam berbusana dan anti
konservatif. Atribut fashion seperti skinny jeans, kacamata besar, kaos
longgar, sepatu boot tinggi, penutup kepala, jaket dan tas vintage menjadi
atribut wajib bagi para kaum hipster. Selain itu, penggunaan laptop, gadget dan smartphone, serta gaya hidup yang
cenderung mewah juga menjadi ciri khas lain dari mereka.
2015-an : Back old
Era
Di era ini tren fashion era 1950 - an menjadi tren
lagi. Seperti banyaknya model busman dress motif, perpaduan atasan dengan rok poodle
berbagai macam aksesoris serta nuansa gaya urban dan pop culture yang terlihat
seakan kembali ke era “jadul”.
Nah gimana looks, trends fashion di era mana yang kamu sukai?
beragam ya ternyata jaman dulu hingga sekarang, thx infonya min
BalasHapusiyaa pastinya beragam, sama sama ya :)
Hapusmakasih min infonya.. keren dah
BalasHapussama sama ya :)
Hapus